VoxLampung, Bandar Lampung – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) kembali melepas 250 mahasiswa yang akan mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di tingkat nasional dan internasional. Acara digelar di Aula K FKIP Unila, pada Selasa, 24/09/2024.
Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam upaya FKIP Unila untuk meningkatkan keterlibatan mahacsiswa dalam program MBKM, yang mencakup berbagai skema pendidikan di luar kampus.
Acara dihadiri oleh jajaran pimpinan FKIP Unila, termasuk Dekan FKIP Prof Sunyono, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama, Dr. Riswandi, serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Hermi Yanzi. Selain itu, turut hadir para ketua dan sekretaris jurusan, ketua program studi, serta para mahasiswa yang akan mengikuti program MBKM.
Program MBKM ini merupakan kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, serta perguruan tinggi di luar negeri (Malaysia, Philipina, Republik Cheko, dan Thailand). Tahun ini, mahasiswa FKIP Unila akan mengikuti berbagai skema program MBKM di tingkat nasional dan internasional.
Program-program tersebut meliputi Kampus Mengajar Angkatan 8, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 7, Mahasiswa Wirausaha Merdeka Angkatan 3, Proyek Kemanusiaan Internasional, Sea Teachers Batch 10, serta Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Di antara negara-negara yang terlibat dalam program ini adalah Malaysia, Philipina, Thailand, dan Republik Cheko.
Acara dimulai dengan laporan kegiatan oleh Dr. Riswandi, yang menyampaikan bahwa FKIP Unila telah mengirimkan 250 mahasiswa dari 17 program studi untuk berpartisipasi dalam program MBKM di semester ganjil 2024/2025.
“Jumlah ini merupakan bukti nyata keseriusan FKIP Unila dalam mendukung kebijakan Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Riswandi, berdasarkan rilis yang diterima media ini.
Dalam sambutannya, Prof Sunyono menekankan bahwa Program MBKM merupakan salah satu terobosan besar dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas dan mengembangkan kompetensi yang relevan dengan dunia kerja, masyarakat, dan kebutuhan di era digital.
“Mahasiswa FKIP yang terjun ke berbagai skema MBKM akan memiliki kesempatan untuk magang, menjadi guru melalui program Sea Teachers, melakukan pertukaran mahasiswa melalui IISMA, berwirausaha, melakukan riset, serta terlibat dalam proyek kemanusiaan di Malaysia,” ungkapnya.
Sunyono juga berpesan agar para mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan, dan memperkuat jaringan yang akan berguna di masa depan. Selain itu, Prof. Sunyono meminta kepada para Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi untuk memastikan bahwa mahasiswa yang mengikuti program MBKM dapat memperoleh konversi SKS yang memadai sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
Sebagai simbol pelepasan, Sunyono melakukan pengalungan selempang tapis, kain tradisional khas Lampung, kepada para mahasiswa peserta program MBKM. Pengalungan ini melambangkan harapan agar para mahasiswa bisa mengharumkan nama FKIP Unila, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Salah satu mahasiswa FKIP yang pernah mengikuti program Sea Teacher Batch 9, Najwa Trisaqina Yuan, turut berbagi pengalamannya dalam acara ini. Najwa mengikuti program Sea Teacher di Bicol University, Philipina, pada tahun 2023 dan merasa mendapatkan banyak pelajaran berharga selama mengikuti program tersebut.
“Program ini tidak hanya memperluas wawasan saya dalam dunia pendidikan, tetapi juga memperkuat rasa tanggung jawab saya sebagai calon pendidik,” ujar Najwa.
Najwa bilang, melalui berbagai kegiatan pembelajaran dan praktik mengajar, ia belajar banyak tentang pendekatan pedagogis yang berbeda serta pentingnya memahami budaya lokal dalam proses pendidikan.
Najwa juga berpesan kepada mahasiswa yang akan mengikuti program Sea Teacher dan program MBKM lainnya untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk belajar dan tumbuh, baik secara akademis maupun personal.
Dengan pelepasan 250 mahasiswa ini, FKIP Unila kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Program ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih luas kepada mahasiswa, baik melalui pengajaran, riset, maupun magang, yang akan memperkuat kompetensi dan jejaring mereka di masa depan.(Rls)
Komentar