VoxLampung, Lamteng – Dwita Ria Gunadi bersama Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke Kampung Handuyang Rayu, Lampung Tengah. Kunjungan itu untuk meninjau langsung program pompanisasi yang bertujuan meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
Dalam kunjungan tersebut, Dwita Ria menyoroti dampak positif yang telah dirasakan oleh petani, terutama peningkatan produktivitas pertanian. Berkat program pompanisasi ini, lahan sawah di wilayah tersebut telah berhasil mencapai Intensitas Pertanaman (IP) 300, sebuah peningkatan signifikan yang memungkinkan tiga kali panen dalam setahun. Meski demikian, Dwita Ria menyebutkan bahwa manfaat ini baru dirasakan oleh 50 hektar dari total 148 hektar lahan irigasi yang tersedia.
Kendati demikian, Dwita Ria mencatat bahwa masih terdapat sejumlah kendala yang harus diselesaikan agar program pompanisasi dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh lahan sawah. Salah satu tantangan terbesar adalah jarak antara sebagian sawah dan sumber air sungai, yang menyebabkan sekitar 90 hektar lahan belum terjangkau oleh pompanisasi.
“Petani di sini masih menghadapi kendala jarak. Kami akan mencari solusi yang tepat agar seluruh lahan bisa mendapat akses air secara merata. Ini penting untuk menjaga keberlanjutan produksi pangan kita,” ujar Dwita Ria berdasarkan rilis yang diterima VoxLampung, Rabu, 13/11/2024.
Selain itu, Dwita mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kegiatan penambangan pasir yang berdampak negatif pada saluran pipa swadaya yang dibangun oleh para petani untuk mengalirkan air. Akibat aktivitas penambangan ini, pipa-pipa tersebut rusak dan tidak bisa digunakan lagi, menghambat aliran air ke lahan yang seharusnya dapat ditanami.
Dwita Ria juga menanggapi langsung keluhan yang disampaikan oleh Kelompok Tani (Poktan) penerima bantuan irigasi pompa (irpom) terkait tingginya biaya operasional irpom karena ketergantungan pada bahan bakar solar. Ia memahami bahwa biaya bahan bakar yang cukup mahal menjadi beban tambahan bagi petani dalam menjalankan irpom untuk mengairi sawah mereka.
“Kami menyadari bahwa beban biaya bahan bakar ini cukup memberatkan. Oleh karena itu, kami di Komisi IV akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mencari solusi yang lebih berkelanjutan, termasuk kemungkinan menghadirkan jaringan listrik untuk mengoperasikan irpom ini,” kata Dwita Ria.
Menurutnya, penggunaan listrik sebagai sumber energi irpom dapat memangkas biaya operasional secara signifikan, sehingga petani bisa lebih fokus meningkatkan produktivitas tanpa dibebani biaya tambahan yang besar.
Dwita Ria juga menyampaikan harapannya agar semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun perusahaan listrik dan energi, bisa bekerja sama dalam mewujudkan ketersediaan listrik untuk program irpom ini.
“Kami di Komisi IV berkomitmen mendukung sepenuhnya upaya peningkatan ketahanan pangan, termasuk dengan memastikan dukungan infrastruktur yang lebih memadai untuk petani kita. Langkah ini tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendorong kesejahteraan petani dan keberlanjutan pertanian di daerah ini,” tambahnya.
Ia menutup kunjungannya dengan pesan optimisme bahwa upaya bersama ini, jika diimplementasikan dengan baik, akan membawa dampak yang besar bagi para petani di Kampung Handuyang Rayu.
“Ketahanan pangan adalah prioritas bersama, dan kami akan terus berjuang agar seluruh lahan sawah di daerah ini bisa mendapat manfaat penuh dari program pompanisasi. Setiap petani harus merasa diperhatikan dan didukung dalam setiap aspek yang dibutuhkan untuk menunjang kesejahteraan mereka,” ujar Dwita Ria penuh semangat.(Rls)
Komentar