VoxLampung.com, Bandar Lampung –
Komandan Kapal Selam KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Heri Oktavian tercatat pernah menghabiskan masa kecilnya di Kota Metro, Lampung. Orang tuanya, hingga kini masih tinggal di Metro.
Data yang diperoleh VoxLampung, Letkol Heri pernah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan alamat 1S B Timur Jalan Diponegoro Nomor 35 Metro, Lampung Tengah. Kala itu, Metro memang masih menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Tengah, sebelumnya akhirnya berdiri sendiri sebagai sebuah kota.
Letkol Heri lahir di Pangkal Pinang, 18 Oktober 1978. Belum diketahui pasti sejak tahun berapa Heri dan orang tuanya pindah ke Metro.
“Di Metro ini rumah orang tuanya. Mereka tetangga saya. Masa kecilnya beliau (Heri Oktavian) memang tinggal di sini. Sejak berkarir dan menikah, beliau memang sudah pindah rumah, berpisah dari orang tuanya,” Kata Muhammad Davin, warga Metro, kepada VoxLampung.com, Sabtu malam, 24/4/2021.
Davin mengaku belum mengetahui persis bagaimana kondisi orang tua maupun kerabat Heri pasca menghilangnya KRI Nanggala 402. Namun, pihak keluarga sempat meminta tetangga sekitar untuk membantu mendoakan agar kapal selam itu segera ditemukan, dan seluruh awak kapal dalam keadaan selamat.
BACA JUGA: Serpihan dan Barang Diduga Milik KRI Nanggala 402 Ditemukan
“Kabarnya ibunda Letkol Heri sudah langsung dijemput dan pergi ke Bali di hari pertama hilangnya KRI Nanggala 402,” Imbuhnya.
Berdasarkan pantauan Davin, pihak dari RT, RW, dan kepolisian setempat sudah menyambangi kediaman orang tua Heri.

Informasi yang dihimpun, Heri kini beralamat di RT 02, RW 04, Kelurahan Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya. Bahkan, ia diketahui menjabat sebagai ketua RT yang dikenal baik dan tegas.
Letkol Laut (P) Heri Oktavian adalah satu dari 53 nama prajurit TNI yang terjebak dalam kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI Angkatan Laut yang hilang kontak sejak Rabu, 21/4/2021, pagi.
Heri bukan prajurit biasa, dia diberi mandat menjadi komandan kapal buatan Jerman yang telah beroperasi sejak 1981 tersebut.
Menilik jejak karier Heri melalui unggahan di situs resmi milik TNI, pelantikan sebagai Komandan KRI Nanggala-402 dilakukan pada 2020 lalu. Heri tak langsung didaulat menjadi komandan dari salah satu dari lima kapal selam Indonesia. Sebelumnya Heri pernah pula menduduki jabatan lain.
Melansir CNN Indonesia, Karier Heri dimulai saat dia menjabat Komandan Sekolah Awak Kapal Selam (Dansekasel) Pusat Pendidikan Khusus (Pusdiksus). Jabatan itu dia ampu sejak November 2019 dan berakhir saat dia dipercaya memegang Kapal Selam KRI Nanggala tahun lalu.
Heri tercatat menangguk sejumlah prestasi, salah satunya yakni keberhasilannya selama memimpin Sekolah Awak Kapal Selam (Sekasel) itu.
Komandan Sekasel adalah unsur pelaksana di lingkungan Pusat Pendidikan Khusus (Pusdiksus) yang bertugas membantu Komandan Pusdiksus menyelenggarakan pendidikan pengembangan profesi lingkup sekolah yang bersangkutan.
Heri juga pernah melaksanakan pendidikan Sekolah Staf dan Komandi (Sesko) TNI di Jerman. Hubungannya dengan KRI Nanggala dimulai pada 3 April tahun lalu.
Kala itu Heri yang berpangkat Letkol Laut diangkat sebagai Komandan KRI Nanggala-402. Sosoknya dikenal cekatan.
Di KRI Nanggala-402 dia boleh dikenal sebagai komandan, tapi saat kembali ke rumah, Heri merupakan sosok bapak bagi dua anaknya.
KRI Nanggala 402 dengan komandan Heri Oktavian hilang kontak sejak Rabu pagi, 21/4/2021, di Perairan Bali saat menggelar latihan penembakan torpedo di wilayah itu. Posisi kapal hingga saat ini belum bisa dipastikan.
Namun muncul dugaan kapal tenggelam hingga kedalaman 600-700 meter di bawah permukaan laut. Penyelamatan pun harus segera dilakukan, sebab merujuk pada pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Yudo Margono, persediaan oksigen di dalam kapal hanya mampu bertahan hingga 72 jam.
Kapal selam itu memuat 53 awak kapal, termasuk Komandan Letkol Laut (P) Heri Octavian. Sementara 52 orang lainnya terdiri atas 49 anak buah kapal dan tiga personel arsenal.(Riduan)
Komentar